Prakerja Paparkan Visi Indonesia Emas 2045 di Universiti Malaya

Perwakilan Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja memaparkan visi Indonesia Emas 2045 dalam kuliah umum di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada Selasa, 2 Juli 2024. Kuliah umum ini disampaikan oleh Direktur Monitoring dan Evaluasi Cahyo Prihadi serta Head Evaluasi, Riset, Diseminasi, dan Advokasi Kartu Prakerja Romora Edward Sitorus. Tema utama dalam kuliah umum ini adalah “Pengembangan Keterampilan dan Pembelajaran Sepanjang Hayat untuk Mencapai Visi Indonesia Emas 2045”.

Dalam pemaparannya, Cahyo Prihadi menyampaikan penjelasan mengenai kolaborasi strategis dan praktik baik yang dikembangkan oleh Prakerja dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Menurut Cahyo, program ini mengatasi hambatan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan kesempatan atas akses pelatihan yang berkualitas.

Pada 2019, Indonesia menghadapi realitas di mana 90% (120 juta orang) dari seluruh angkatan kerja belum pernah menjalani pelatihan formal karena berbagai hambatan seperti pembiayaan, kurangnya informasi, dan keterbatasan waktu. Untuk itu, Program Kartu Prakerja diluncurkan sebagai upaya kolaboratif melibatkan pemerintah, job platform, platform digital, lembaga pelatihan, penyedia e-money, dan perbankan.

 

Cahyo berharap, pemaparannya dapat menjadi momen pertukaran informasi antara kedua negara dalam meningkatkan program pemerintah yang meningkatkan kompetensi angkatan kerja. “Kita memberikan banyak masukan dan bertukar informasi serta bertukar pikiran bagaimana meningkatkan program pemerintah seperti Prakerja, reskilling dan upskilling di kedua negara dengan konteksnya masing-masing, yang pastinya berbeda.” ujar Cahyo

Program Kartu Prakerja menawarkan beasiswa yang memungkinkan penerima manfaat memilih dari lebih dari 1900 kursus pelatihan online dan offline yang disesuaikan untuk memenuhi tuntutan pasar kerja saat ini. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan keterampilan dan memberdayakan individu dalam meningkatkan kelayakan kerja mereka di pasar kerja yang terus berkembang.

Sejak Program Kartu Prakerja dimulai pada 2020, output program telah memberikan kontribusi yang luar biasa. Persentase individu yang berpartisipasi dalam program pelatihan meningkat dua kali lipat dari tahun 2020 hingga 2024, dari 10,4% menjadi 21,2%, menunjukkan penerimaan dan kesuksesannya yang semakin meningkat di kalangan pekerja Indonesia.

Dalam pemaparan berbeda, Romora Edward Sitorus mempresentasikan temuan dari studi PMO Program Kartu Prakerja mengenai dampak intensitas pelatihan terhadap hasil pasar kerja perempuan. Studi ini mengungkapkan hasil yang menarik, menunjukkan bahwa pelatihan intensif dapat meningkatkan pendapatan dan kesempatan untuk memulai usaha atau mendapatkan pekerjaan formal bagi penerima manfaat perempuan.

Inisiatif Prakerja merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerjanya dan mengurangi ketidakseimbangan ekonomi. Dengan membekali individu, khususnya perempuan, dengan keterampilan yang diperlukan untuk pasar kerja yang kompetitif saat ini, program ini mendorong pertumbuhan inklusif dan pembangunan berkelanjutan.

Profesor Kehormatan di Departemen Ekonomi, Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universiti Malaya Fatimah Kari memberikan apresiasi terhadap program Kartu Prakerja atas dampaknya dalam pengembangan angkatan kerja di Indonesia. Profesor Kari juga memuji pendekatan inklusif Prakerja, dengan menyoroti potensinya sebagai model bagi negara lain. “Prakerja memiliki unsur-unsur yang menjadi model PMO yang sangat sukses, sehingga negara lain ingin melihat, mengadopsi, dan mengadaptasinya.” ujar Fatimah.

Sesi di Universiti Malaya menegaskan pentingnya berbagi wawasan dan pelajaran yang dipetik dari Kartu Prakerja, menginspirasi kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan dalam strategi pengembangan angkatan kerja di seluruh wilayah.